Semangat Global South Kunci Kerja Sama Indonesia-Afrika di IAF ke-2

Aug 22, 2024

|

Siaran Pers Forum Indonesia-Afrika ke-2

Wakil Menteri Luar Negeri RI Pahala N Mansury (tengah), bersama Direktur Afrika Kemenlu Dewi Justicia Meidiwaty (kiri) dan Direktur Informasi dan Media Kemenlu Hartyo Harkomoyo (kanan), dalam pertemuan di Jakarta pada Kamis (22/8/2024) menjelaskan bahwa semangat Global South akan menjadi elemen kunci yang membedakan kerja sama antara Indonesia dan negara-negara Afrika pada Indonesia Africa Forum (IAF) Ke-2. Indonesia akan menyelenggarakan IAF Ke-2 pada 1--3 September 2024 di Nusa Dua, Bali dengan mengangkat tema Bandung Spirit for Africa's Agenda 2063. (Infomed/Elvira)


Jakarta, 22 Agustus 2024 – Semangat Global South akan menjadi elemen kunci yang membedakan kerja sama antara Indonesia dan negara-negara Afrika dari negara-negara lainnya. Dalam konteks ini, kepentingan utama yang diusung mencakup hak setiap negara untuk mengembangkan diri serta upaya bersama dalam mengatasi kebijakan diskriminatif dan proteksionis, termasuk dalam narasi kebijakan lingkungan (green protectionism).

Hal itu disampaikan Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Republik Indonesia Pahala Mansury dalam sebuah pertemuan dengan para pemimpin redaksi media di Jakarta, Kamis (22/8/2024). 

“Topik ini akan menjadi salah satu agenda utama dalam Indonesia-African Forum (IAF) ke-2 yang dijadwalkan berlangsung di Bali pada 1--3 September 2024,” kata Wamenlu. 

Wamenlu menekankan pentingnya kedekatan antara Indonesia dan negara-negara Afrika sebagai bagian dari Global South dalam mengembangkan kerja sama pembangunan yang saling menguntungkan.

"Dari sejarah panjang Indonesia dan Afrika yang dimulai sejak Konferensi Asia-Afrika tahun 1955, kita akan memperkuat kembali hubungan ini melalui tema IAF ke-2: 'Bandung Spirit for Africa’s Agenda 2063'," ujar Pahala Mansury. 

Ia menambahkan bahwa Indonesia, sebagai negara berkembang dengan sumber daya alam yang melimpah dan populasi besar, memiliki kepentingan yang sejalan dengan negara-negara Afrika dalam memperkuat kolaborasi di empat sektor prioritas, yaitu ketahanan pangan, ketahanan energi, ketahanan kesehatan, dan ketahanan mineral.

Lebih jauh, Wamenlu menilai bahwa negara-negara Afrika menawarkan potensi besar bagi Indonesia untuk melakukan diversifikasi pasar ekspor, pasokan komoditas, dan investasi luar negeri. Kerja sama ini diharapkan dapat membuka peluang baru untuk meningkatkan konektivitas ekonomi dan memperkuat hubungan diplomatik antara Indonesia dan Afrika.

IAF ke-2 akan dihadiri oleh kepala negara dan pejabat tinggi dari berbagai negara Afrika, serta akan dibuka secara resmi oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. 

Acara itu diharapkan dapat menghasilkan nota kesepahaman (MoU) kerja sama dengan total nilai mencapai US$3,5 miliar, yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi saling menguntungkan antara Indonesia dan negara-negara Afrika.

Wamenlu juga mengundang rekan-rekan media untuk berperan aktif dalam memperluas jangkauan informasi mengenai IAF ke-2 melalui publikasi, peliputan selama acara, dan pemberitaan mengenai rangkaian program IAF ke-2 di berbagai platform media. 

“Partisipasi media sangat penting untuk memastikan bahwa pesan dan tujuan forum ini dapat diterima dengan baik oleh khalayak luas,” ujar Wamenlu Pahala. (Infomed Kemlu/Elvira Inda Sari)

****

Untuk Informasi lebih lanjut, silakan menghubungi kontak di bawah ini.

Direktur Informasi dan Media, Kementerian Luar Negeri – Hartyo Harkomoyo (0811831899) 

Dapatkan informasi lainnya di https://infopublik.id/kategori/hlf-msp-iaf

Tag: