Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Bersama Indonesia – Afrika

Sep 01, 2024

|

Artikel Indonesia-Afrika ke-2

Ilustrasi: Perajin sebagai salah satu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Indonesia  (Source: JUAN HERBERT GIRSANG, Shutterstock)


Indonesia Africa Forum (IAF) telah menjadi platform strategis bagi Indonesia dan negara-negara Afrika untuk memperkuat hubungan bilateral dan kerja sama di berbagai bidang, terutama ekonomi. Forum ini berperan sebagai jembatan untuk meningkatkan saling pengertian, memperluas jaringan bisnis, dan mendorong investasi.

Afrika memiliki potensi besar dalam hal sumber daya alam, pasar yang berkembang pesat, dan populasi yang potensial. Indonesia, dengan pengalaman dalam pembangunan dan industri, dapat menjadi mitra strategis bagi negara-negara Afrika dalam upaya pembangunan mereka.

Pada IAF ke-2, transformasi ekonomi menjadi salah satu fokus utama dalam forum ini, selain sektor-sektor prioritas lain seperti energi dan pertambangan, ketahanan pangan, kesehatan, serta kerja sama pembangunan. 

Tentu, dalam konteks kerja sama transformasi ekonomi, tujuannya adalah untuk meningkatkan nilai tambah perdagangan, mendorong investasi dua arah, memperkuat kerja sama di sektor-sektor strategis serta memperluas kemitraan di bidang pembangunan.

Menjalin Kerja Sama Ekonomi

Sejak IAF pertama pada tahun 2018, sejumlah transformasi ekonomi signifikan telah terjadi dalam hubungan Indonesia-Afrika. Tercatat, nilai perdagangan bilateral terus meningkat, dengan komoditas utama seperti minyak sawit, karet, dan produk makanan olahan menjadi andalan.

Selain perdagangan, investasi juga menjadi salah satu pilar penting dalam kerjasama ekonomi kedua belah pihak. Sejumlah perusahaan Indonesia telah menanamkan investasinya di berbagai sektor di Afrika, seperti pertambangan, infrastruktur, dan pertanian. Begitu pula, beberapa perusahaan Afrika juga mulai menunjukkan minat untuk berinvestasi di Indonesia.

Kemitraan dalam bidang pembangunan juga terjadi. Indonesia aktif terlibat dalam program pembangunan di berbagai negara Afrika. Bantuan teknis dan transfer teknologi dari Indonesia telah berkontribusi pada peningkatan kapasitas sumber daya manusia di negara-negara mitra.

Mendorong Ekonomi Lewat UMKM

Lewat High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnership (HLF MSP) 2024 dan IAF ke-2, kemitraan untuk membangun ekonomi dan bersama-sama menghadapi ancaman polikrisis global atau global polycrisis lewat upaya penguatan kolaborasi lintas sektor guna mengatasi ketimpangan pendanaan Pembangunan. Khususnya bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Hal tersebut diungkapkan Deputi Bidang Politik, Hukum, Pertahanan, dan Keamanan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Bogat Widyatmoko.

“Forum ini mencoba memfasilitasi seluruh stakeholder dalam menciptakan solusi inovatif dan aksi nyata, sehingga negara-negara Global South dapat mencapai kemajuan yang berkelanjutan," ujar Bogat.

Forum ini menyoroti pentingnya inovasi yang dapat mengatasi hambatan akses pendanaan bagi UMKM di negara berkembang. Salah satu inisiatif yang akan dibahas adalah Global Blended Finance Alliance (GBFA), sebuah mekanisme kolektif yang bertujuan untuk menyediakan pendanaan yang berkelanjutan dan inklusif bagi UMKM.

Mekanisme pendanaan alternatif ini sangat penting untuk mendorong pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs) 2030, meningkatkan investasi inbound-outbound, dan memperkuat microfinance.

“Mekanisme ini tidak hanya membantu UMKM mengakses pendanaan, tetapi juga memperkuat keterlibatan mereka dalam rantai pasok global, sehingga mampu berkontribusi lebih besar terhadap ekonomi nasional,” lanjut Deputi Bogat.

Kerja Sama Pembangunan Internasional

Indonesia juga menjadi mitra pembangunan yang dapat diandalkan di kancah internasional, terutama di antara negara-negara berkembang, termasuk kawasan Afrika. Dalam satu dekade terakhir, Indonesia telah melaksanakan sekitar 60 program Kerja Sama Selatan-Selatan Triangular (KSST) yang melibatkan sekitar 500 peserta dari berbagai negara Afrika.

Program-program ini mencakup beragam sektor unggulan, seperti pertanian, perikanan dan kelautan, kesehatan, energi, tata kelola yang baik, UMKM, pembangunan infrastruktur, manajemen risiko bencana, pemberdayaan perempuan, serta perdagangan dan investasi. 

“Saat ini, Indonesia semakin diakui secara internasional sebagai mitra pembangunan yang dapat diandalkan bagi negara-negara berkembang, a reliable southern provider,” ungkap Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri, Siti Nugraha Mauludiah.

Komitmen Indonesia terhadap kerja sama pembangunan internasional semakin nyata dengan didirikannya Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI) atau Indonesia AID pada tahun 2019. Lembaga ini berperan sebagai satu pintu untuk penyaluran bantuan pembangunan kepada negara-negara mitra.


Tag: