Kerja Sama Indonesia-Afrika: Dulu hingga Sekarang

Sep 01, 2024

|

Artikel Indonesia-Afrika ke-2

Ilustrasi: Pusat listrik tenaga geothermal di Dieng (Source: Heru Fajar Fitriana, Shutterstock)


Bagi Indonesia Afrika memiliki peran yang strategis Afrika bagi Indonesia sebagai kawasan diversifikasi pasar, investasi, komoditas, dan untuk memperluas pengaruh global Indonesia. Afrika memiliki kedekatan historis yang kuat sebagai negara Global South, yang dimulai dari lahirnya 'Bandung Spirit' saat Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Asia-Afrika pada tahun 1955.

Kedepannya, Afrika akan semakin memainkan peran penting karena merupakan salah satu sumber komoditas utama dunia, serta memiliki cadangan minyak, gas, dan mineral kritis di dunia. 

"Ke depannya, Afrika akan semakin memainkan peran penting karena merupakan salah satu sumber komoditas utama dunia, serta memiliki cadangan minyak, gas, dan mineral kritis di dunia," jelas Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Pahala Mansury. 

Afrika merupakan mitra yang sejajar, bagian dari Global South, yang memiliki peran penting dalam upaya transisi pembangunan yang berkelanjutan. Konferensi Asia Afrika tahun 1955 di Bandung menjadi tonggak sejarah bagi kerja sama antar negara berkembang, khususnya antara negara-negara Asia dan Afrika. 

Semangat solidaritas dan kerja sama yang terlahir dari konferensi ini menjadi landasan bagi Indonesia untuk menjalin hubungan bilateral dengan berbagai negara di benua Afrika.


Pasca Konferensi Asia Afrika

Setelah Konferensi Asia Afrika, Indonesia secara aktif terlibat dalam berbagai forum internasional bersama negara-negara Afrika. Kerja sama bilateral pun terus berkembang, terutama dalam bidang politik, ekonomi, dan sosial budaya. 

Beberapa bentuk kerja sama telah dilakukan antara Indonesia dengan negara-negara di Afrika. Salah satunya adalah dukungan terhadap perjuangan dekolonisasi. Indonesia memberikan dukungan penuh terhadap perjuangan negara-negara Afrika untuk meraih kemerdekaan.

Selain itu, Indonesia dan negara-negara Afrika bekerja sama dalam berbagai organisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Gerakan Non-Blok (GNB). 

Untuk memperkuat kerja sama yang sudah terjalin, Indonesia menginisiasi penyelenggaraan Indonesia Africa Forum (IAF). Forum ini bertujuan untuk meningkatkan kerja sama di berbagai bidang, seperti perdagangan, investasi, infrastruktur, dan pembangunan kapasitas. Penyelenggaraan IAF sudah berlangsung pada tahun 2018 dan untuk kedua kalinya pada tahun 2024.

Lewat IAF, Indonesia dan negara-negara di Afrika memperkuat hubungan diplomatik dan kerja sama ekonomi. Usaha untuk menciptakan peluang bisnis baru bagi pengusaha Indonesia dan Afrika hingga mendorong investasi dari dan ke negara-negara Afrika, telah dilakukan. 

Ini dibuktikan dengan nilai perdagangan antara Indonesia dan Afrika yang terus meningkat dari tahun ke tahun.


Tantangan dan Peluang di Masa Depan

Meskipun telah banyak kemajuan yang dicapai, masih banyak tantangan yang harus dihadapi dalam memperkuat kerja sama antara Indonesia dan negara-negara Afrika. 

Karenanya IAF 2024 ini dirancang sebagai katalisator perubahan, di mana gagasan dan ide diharapkan dapat diwujudkan dalam aksi nyata. Kesepakatan yang dihasilkan dalam Indonesia-Africa Forum bersifat deliverables, yaitu kesepakatan yang dapat diimplementasikan dan memberikan dampak langsung.

Sektor-sektor prioritas yang menjadi fokus utama mencakup transformasi ekonomi, energi dan pertambangan, ketahanan pangan, kesehatan, serta kerja sama Pembangunan. Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kemlu RI, Abdul Kadir Jailani mengatakan dari sisi nilai ekonomi forum kali ini diproyeksikan dapat menghasilkan kesepakatan bisnis sebesar US $3,5 miliar.

"Maka capaian kerja sama yang kita peroleh di forum yang kedua pada tahun ini cukup signifikan, yaitu naik lebih dari 600 persen,” papar Abdul Kadir. Untuk tahun ini, IAF akan fokus pada sejumlah sektor pangan, energi, kesehatan, dan mineral. Kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Afrika telah meningkat dari waktu ke waktu. 

Sejumlah kerja sama bisnis yang telah berjalan selama ini antara lain ekspor vaksin ke 41 negara di Afrika, pembangunan pabrik mie instan di Nigeria, pengolahan minyak atsiri cengkeh di Zanzibar hingga ekspor alat pertanian dan pupuk Indonesia ke beberapa negara Afrika.

Dalam forum tahun ini, Abdul Kadir menambahkan bahwa beberapa pemuatan kerja sama ekonomi akan dilakukan. Kerja sama itu antara lain pengembangan geothermal antara PLN dengan Tanesco, Tanzania; kerja sama transfer teknologi kesehatan antara Biofarma dengan Atlantic Lifescience, Ghana; kerja sama bidang farmasi antara Biofarma dengan Nacfarm Zimbabwe, dan transfer teknologi vaksin antara Biofarma dan Biofac, Kenya.


Tag: